Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6: 33)

Selasa, 15 Mei 2012

Tanggapan Terhadap Kontroversi Konser Lady GaGa

Untuk yang kesekian kalinya, satu lagi konser selebritis luar negeri yang terancam batal (bahkan sudah dibatalkan secara sepihak) di Indonesia. Baru saja beberapa hari lalu konser Avenged Seven Fold dibatalkan, akankah konser Lady GaGa yang sudah di ujung tanduk ini akan mengalami hal yang sama? Well, kita tunggu saja akhir cerita pelik ini, di sini gue hanya ingin berbagi opini gue mengenai kontroversi penyelenggaraan konser Lady GaGa tersebut.

Tapi, sebelum masuk lebih jauh, gue minta temen-temen untuk menenangkan pikiran dan bersikap netral dulu.

Sudah? Oke, kita mulai :)

Dari yang gue baca di berbagai portal berita tanah air, konser Lady GaGa ini terancam dibatalkan karena satu sebab, yang kemudian merembet ke berbagai pihak. Sebuah “organisasi massa yang mengatasnamakan agama” tidak setuju jika Lady GaGa mengadakan konser di Indonesia, karena Lady GaGa memiliki gaya berpakaian yang nyentrik dan buka-bukaan — indeed. Tidak hanya itu, lirik lagu GaGa juga dipermasalahkan, karena sarat akan unsur-unsur Illuminati dan paham Zionis lainnya — memang. Masyarakat menyampaikan aduannya akan hal ini kepada Mabes Polri, karena Lady GaGa sangat tidak sesuai dengan adat ketimuran — benarkah? Sampai kemudian Mabes Polri memutuskan untuk melarang penyelenggaraan konser tersebut.

Ilustrasi: http://batanghari9.blogspot.com/2011/07/jadi-juri-kontes-tari-lady-gaga.html   

Kalau Lady GaGa dibilang memiliki gaya berpakaian yang tidak pantas, yang buka-bukaan, yang memperlihatkan aurat, itu memang benar. Tapi, gue pikir hal itu bisa dinegosiasikan antara “pihak yang merasa keberatan” dengan manajemen dan artis yang bersangkutan. Katakanlah, nyentrik tapi tetap tertutup. Kalaupun buka-bukaan, jangan terlalu ekstrim (yah, jaman sekarang buka-bukaan bahu nggak apa-apa lah ya).

Lalu, coba pikirkan hal ini deh. Hanya karena seseorang ngefans mati-matian sama Lady GaGa, hanya karena seseorang nonton konser Lady GaGa 3 hari 3 malem (siapa tahu konsernya dibuat konsep 3 hari kayak konser SuJu), apakah orang itu lalu jalan-jalan ke mall dengan hanya memakai bra dan hot-pants? Nggak ‘kan? Para penggemar konser Lady GaGa adalah kalangan remaja dan dewasa muda. Yah, kalangan remaja memang masih labil sih. Hal ini memang patut dikhawatirkan. Ya udah, beri batasan umur aja. Misalnya, usia minimal penonton adalah 18 tahun. Selain dari segi usia, fans Lady GaGa juga gue nilai sebagai kalangan yang cukup intelek dan berpendidikan (untuk yang kalangan dewasa muda). Jadi tahu dan mengerti, mana yang bisa dicontoh dari Lady GaGa dan mana yang sebaiknya tidak diambil.

Bicara soal lirik lagu-lagu Lady GaGa yang dianggap sesat dan mengandung unsur-unsur satanis, bener sih, tapi bisa juga tidak. Kenapa bisa juga tidak? Karena tergantung bagaimana kita memaknainya, tergantung kita memandangnya dari sudut pandang yang mana. Seperti uang logam yang memiliki dua sisi, setiap hal juga memiliki sisi positif dan negatif. Misalnya saja, lagu Born This Way yang bisa kita artikan sebagai lagu yang mendorong seseorang untuk menerima dirinya apa adanya. Sehingga dengan penerimaan yang baik akan dirinya, dia akan memiliki konsep diri yang positif pula, akhirnya orang lain pun akan bisa menerima dirinya apa adanya.

Masih bicara soal lirik, nyadar nggak sih banyak banget lagu-lagu Indonesia (terutama lagu dangdut koplo) yang liriknya itu sangat tidak mendidik dan super duper nggak bermoral. Coba kita cekidot lirik lagu Hamil Duluan-nya Tuti Wibowo ini:

* awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan

reff:
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran tidurnya berduaan
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran suka gelap-gelapan


Parah banget, ‘kan? Lagu macam apa itu? Tapi lagu-lagu seperti ini bisa dengan bebas disiarkan di berbagai media massa tanpa ada oknum yang memprotesnya. Konser-konser dangdut pun bisa diselenggarakan dengan leluasa. Padahal, penyanyinya pasti pakai kostum yang ketat dan bahkan memperlihatkan aurat. Penontonnya nonton sambil jejogedan dan goyang-goyang mabok, kadang sampai berakhir anarkis.

Apakah orang beragama pasti lebih bermoral daripada orang atheis atau orang zionis (misalnya)? Buat gue sih enggak. Lady GaGa dikenal sebagai selebritis yang peduli dengan sesamanya, sering melakukan aksi sosial. Dia pernah mengadakan lelang cangkir teh yang pernah diminumnya (lengkap dengan bekas lipstik dan tanda tangan) yang hanya dalam seminggu bisa menghasilkan uang lebih dari 600 juta rupiah. Uang tersebut digunakan seutuhnya untuk membantu korban tsunami Jepang. GaGa juga mendirikan yayasan Born This Way Foundation yang concern dengan stop-bullying di kalangan anak muda. Gerakan ini sangat penting, karena bullying (tindakan kekerasan) bisa mengakibatkan tidak hanya sakit secara fisik tapi juga psikis. Korban bullying bisa tumbuh menjadi orang yang pemberontak atau rendah diri. Artikel selengkapnya bisa dilihat di sini:

Jadi, sebelum kita sibuk meributkan kejelekan orang lain, kenapa kita nggak coba introspeksi diri dengan diri kita dulu. Apa yang sudah kita lakukan untuk sesama? Apa yang sudah saya lakukan untuk negeri ini? Bagaimana saya bisa mengharumkan nama negeri ini di kancah internasional?

Atau, coba pikirkan hal lain yang menjadi masalah krusial negeri ini, terutama masalah pendidikan dan kesehatan. Mungkin kata-kata seperti ini udah sering banget diomongin, mungkin udah dianggap alasan basi bagi sebagian orang karena hanya dianggap sebagai alibi untuk permisif terhadap hal yang sedang diributkan, tapi ya… memang begitu.
Tulisan ini hanya opini, jadi gue mempersilakan teman-teman untuk menanggapi dengan opini teman-teman juga. Tentu dengan akal sehat dan pikiran kritis, bukan opini yang sudah dibutakan oleh emosi atau fanatisme. Mudah-mudahan bermanfaat. Tuhan memberkati :)


*nb: gue juga bukan fans Lady GaGa kok ^^v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar