Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6: 33)

Kamis, 15 Maret 2012

ORANG ASING PINGGIR JALAN YANG MENGAJAK NGOBROL SOAL SUNAT

Kejadian ini baru saja saya alami beberapa puluh menit yang lalu. Mungkin ada yang sudah pernah mengalami pengalaman mirip atau bahkan serupa. Mohon dikomentari ya, orang asing ini memang benar-benar berniat terselubung atau emang saya yang curiga berlebihan.

Saya sedang dalam perjalanan menuju sebuah pusat perbelanjaan di Jatinangor. Saya melewati seorang pria dengan sepeda motor matic-nya di pinggir jalan, yang kemudian memanggil saya.

"Mas, Mas," panggil orang itu.

Saya menghentikan langkah saya, dan menghampiri orang tersebut.

"Ada apa, Mas?" tanya saya.

"Eh, kenal si ini gak?" (dia menyebutkan nama lengkap seorang cowok)

"Wah, nggak, Mas. Maaf."

Dia berkata lagi, "Mas kost di sini?" (di pinggir jalan antara pertigaan Sayang dengan Pusat Perbelanjaan Terbesar)

"Nggak, Mas. Saya kost di Sayang," jawab saya.

"Oh, kost di Sayang," orang itu menimpali.

"Memangnya temen Mas itu kost-nya di mana?" tanya saya.

"Di... di Jatinangor sih, Mas."

Saya tertawa kecil.

"Jatinangor 'kan luas, Mas."

(Dalam hati: Di sini ada ribuan mahasiswa. Lo kira dengan hanya berbekalkan nama lengkap seperti itu lo bakal menemukan orang yang lo cari?)

Orang tersebut kemudian bertanya, "Mas, boleh tahu nggak agamanya apa?"

Jujur, saya kaget dengan pertanyaan itu. Kenapa tiba-tiba jadi tanya soal agama seperti ini? Saya mulai mencium gelagat yang tidak beres.

"Kristen," jawab saya.

Kelihatan banget orang itu agak kaget mendengar jawaban saya.

"Oh, Kristen. Kristennya apa?"

"Protestan, Mas," jawab saya lagi.

"Oh gitu. Eeehhh, ayah saya emang Muslim, tapi ibu saya Kristen. Dan saya juga tidak condong di salah satunya."

Dia kemudian bertanya, "Mas, kalau dalam Kristen ada sunat nggak?"

"Ada. Kita 'kan sejarahnya hampir sama, Mas. Waktu itu kan TUHAN memerintahkan Abraham, kalau di Islam disebut Ibrahim, untuk menyunat seluruh kaumnya."

"Wajib nggak?"

"Nggak, Mas. Itu 'kan Perjanjian Lama, kemudian 'kan ada Perjanjian Baru. Di mana kita hidup nggak cuma dari Hukum Taurat. Kalau di Islam 'kan cuma Perjanjian Lama aja ya."

Saya tidak yakin sih dia mengerti jawaban saya, tapi ya sudahlah, yang penting saya sudah memberikan jawaban sebenar-benarnya.

Dia lalu bertanya, "Mas, tahu nggak perbedaan antara sunat orang Kristen dan sunat orang Islam?"
"Nggak lah, Mas. Orang yang nyunat sama-sama orang Islam, ya gitu-gitu aja."

"Nggak, gini-gini. Mas tahu nggak, dari bentuk penisnya itu, perbedaan antara orang yang sudah dan belum?" tanya dia lagi.

"Maksudnya antara orang yang sudah disunat dan belum disunat?"

(Dalam hati saya bertanya-tanya ke mana arah pembicaraan ini?)

"Iya."

"Ya tahu dong, Mas," sahut saya.

"Em, gini, Mas. Saya kan nggak condong ke agama tertentu dari orangtua saya. Jadi temen-temen saya ada yang ngira saya Islam, ada yang ngira Kristen, ada yang ngira Buddha. Mas berarti bisa nggak tunjukkin saya bedanya penis orang yang sudah disunat dengan yang belum?"

Saya bingung dengan pertanyaan itu.

"Ya bisa, Mas. Tapi gimana caranya (menunjukkannya)?"

"Gini, Mas. Mas lagi buru-buru nggak? Mau nggak sharing sebentar sama saya?" kata orang itu.

(Dalam hati: Lhah, kenapa malah jadi ngajak sharing kayak gini? bukannya tadi lagi nyari orang?)

"Saya nggak punya niat jelek apapun sama Mas," kata orang itu lagi.

"Oke sebelumnya saya mau tanya, Mas. Apa sih tujuan Mas ngajak saya seperti ini?"

"Ya buat sharing aja, Mas," jawab orang itu.

"Mm, kenapa harus saya?" tanya saya lagi. "Kenapa nggak orang lain? Mungkin temen-temen Mas yang sudah Mas kenal?"

"Nah, temen saya ini nggak tahu di mana 'nih."

"Mas ada nomor hapenya?" pancing saya.

"Eh, dari tadi dihubungin nggak bisaa."

(Dalam hati saya: Aneh banget sih, janjian sama orang tapi nggak tahu kosan di mana, nggak ada tempat janjiannya)

"Gini, Mas," kata saya lagi. "Saya emang lagi ada urusan di sana (sambil nunjuk Pusat Perbelanjaan Terbesar). Terus, jujur, saya agak curiga sama Mas."

(Dalam hati saya: Ya gimana nggak curiga? Mas nggak kenal saya tapi tahu-tahu ngajak sharing soal sunat dan keagamaan di pinggir jalan kayak gini. Mas ini siapa? anggota Ordo Illuminati?)

"Jadi maaf, Mas. Saya nggak bisa nemenin Mas sharing," kata saya memohon pamit, lalu melanjutkan perjalanan saya.

Dua tiga langkah saya berjalan, orang itu melaju kencang dengan motor matic dengan arah yang sama dengan saya.

Dalam hati: Katanya mau cari orang, Mas?

1 komentar:

  1. mungkin tujuan akhirnya mengarahkan mas teguh menunjukkan alat kelamin, kaRENA ada kelainan seks yg hanya puas bila melihat kelamin istilah medisnya Voyage, atau sebaliknya puas bila mempertontonkan kelaminnya kelawan jenis. hati hati saja dgn tipu daya orang2 yg ga jelas

    BalasHapus